Marmer merupakan material pelapis paling populer untuk hunian mewah. Keindahan yang terpancar dari batu alam ini dapat membuat banyak orang terpikat. Kendati demikian, ada sebagian orang yang masih ragu menggunakan marmer karena informasi sekilas yang diterimanya. Padahal mitos-mitos seputar marmer yang beredar di pasaran belum tentu benar.
Alih-alih mempercayai informasi sumir yang tak pasti, Anda sebaiknya menanyakan langsung ke ahlinya marmer dari supplier terpercaya. Semua jenis material pelapis sejatinya tidak ada yang sempurna. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu. Anda tinggal menyesuaikannya dengan kebutuhan dan ekspektasi hunian mewah yang akan dibangun.
Mitos seputar marmer bisa jadi berasal dari ketidaktahuan orang akan karakteristik marmer yang unik hingga salah dalam aplikasi dan perawatannya. Berikut ini beberapa mitos seputar marmer yang ternyata salah:
1. Marmer sangat rapuh
Di antara beragam jenis batu alam, marmer memang bukan batu yang paling keras tapi bukan batu yang paling lunak juga. Jika dibandingkan dengan batu granit, tingkat kekerasan marmer masih di bawah batu granit. Batu granit memiliki tingkat kekerasan 7 skala Mohs dan marmer memiliki tingkat kekerasan 3 skala Mohs.
Dengan tingkat kekerasan tersebut, batu marmer merupakan material bangunan yang sangat kuat. Masih tak percaya? Lihat saja, bangunan marmer megah dari peradaban Romawi dan Yunani kuno yang masih bertahan hingga sekarang. Bangunan marmer tersebut mampu bertahan selama ribuan tahun dan keindahannya tak luntur. Dengan demikian, mitos yang menyebut marmer sangat rapuh terbukti salah.
2. Perawatan marmer sulit
Ada orang yang takut menggunakan marmer karena tak bisa merawatnya. Padahal marmer tak membutuhkan perawatan ekstra yang merepotkan. Yang harus Anda lakukan adalah memberikan lapisan pelindung atau coating pada permukaan marmer saat pertama kali memasangnya. Lapisan coating akan melindungi marmer agar air tidak mudah terserap oleh pori-pori marmer, tidak mudah tergores dan tidak pudar warnanya. Sisanya, Anda hanya perlu membersihkan marmer dari debu atau kotoran secara rutin.
Jika sudah digunakan dalam jangka waktu yang sangat lama, Anda bisa memoles dan memberikan coating lagi pada permukaan marmer. Motif dan warna marmer akan kembali berkilau tanpa perlu membeli marmer baru. Selanjutnya, keindahan dan kemewahan marmer bisa dinikmati dalam jangka panjang.
3. Marmer mudah ternoda
Semua jenis batu alam memiliki pori-pori termasuk batu marmer. Pori-pori batu yang terbuka dapat menyebabkan cairan atau debu masuk dan menjadi noda yang sulit dihilangkan. Namun tak perlu khawatir karena perusahaan marmer profesional menggunakan resin khusus untuk menutup pori-pori marmer. Ditambah lagi dengan lapisan pelindung atau coating, pori-pori marmer akan tertutup secara maksimal. Dengan perkembangan teknologi terkini, permukaan marmer menjadi lebih kuat dan memiliki daya tahan dari noda jauh lebih baik dari sebelumnya.
4. Pilihan desain marmer terbatas
Anda mungkin datang ke supplier marmer yang hanya memiliki koleksi marmer yang sedikit sehingga mengira desain marmer sangat terbatas. Cobalah datang ke supplier marmer yang lengkap seperti Fagetti Jakarta. Perusahaan ini menyediakan ratusan jenis marmer dengan urat, motif dan warna yang berbeda-beda. Marmer tersebut didatangkan dari seluruh dunia. Anda tidak akan kesulitan untuk menentukan desain dengan menggunakan marmer terbaik dari Fagetti.
Jika dibandingkan dengan pelapis lainnya misalnya keramik, marmer justru memiliki desain yang terbatas. Kenapa? Karena marmer dibuat oleh alam raya sehingga semua marmer unik. Setiap tambang menghasilkan marmer yang berbeda-beda. Bahkan dalam satu tambang bisa menghasilkan beberapa jenis marmer sekaligus. Setiap bongkahan batu marmer juga memiliki warna dan motif yang tidak sama persis satu sama lain. Sedangkan, keramik dibuat oleh pabrik hanya untuk motif tertentu dalam jumlah besar. Motif dan warna yang sama dapat digunakan oleh siapapun yang membeli keramik tersebut tidak ada yang benar-benar unik dan eksklusif.
5. Marmer tidak aman untuk makanan
Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa kuman dan bakteri akan masuk ke dalam pori-pori marmer dan berkembang biak dengan mudah. Tidak hanya marmer, semua jenis material pelapis juga memiliki pori-pori. Tapi bukan berarti tidak aman untuk mengolah makanan di atasnya. Apalagi pori-pori batu marmer cukup rapat dan sudah ditutup dengan resin. Selain itu, adanya lapisan pelindung atau coating membuat permukaan marmer tertutup. Bahan kimia yang dipergunakan juga aman. Jadi batu marmer bisa bebas dari bakteri. Tapi sebaik apapun permukaan marmer kalau tidak pernah dibersihkan juga dapat menjadi sarang kuman dan bakteri. Jadi jangan lupa untuk membersihkan meja marmer atau meja dapur yang digunakan untuk mengolah makanan secara rutin.
6. Permukaan marmer licin
Pengguna marmer banyak yang menyukai jenis finishing polished dengan tampilan yang mengkilap terutama jika terkena cahaya. Sekilas marmer terlihat sangat licin. Tapi sebenarnya tidak demikian, marmer dengan tampilan glossy masih aman untuk kaki melangkah. Namun sebaiknya jangan gunakan finishing polished untuk lantai kamar mandi yang sering terkena cipratan air agar tidak mengbahayakan.
Di sisi lain, ada beberapa jenis finishing marmer yang bisa dipilih selain polished. Anda bisa memilih jenis finishing honed dengan tampilan doff yang meskipun tidak mengkilap tapi tak mengurangi keindahan marmer. Atau pilih jenis special finish yang membuat permukaan marmer bertekstur mengikuti motif marmer.
7. Marmer tidak ramah lingkungan
Marmer merupakan batu alam atau material alami bukan buatan manusia. Proses penambangan dan fabrikasinya menggunakan teknologi tinggi sehingga efektif, efisien, dan lebih ramah lingkungan. Produksi marmer dapat menjaga sumber daya yang ada, mengurangi tingkat polusi, serta meminimalisir hasil pembuangan. Dengan demikian, marmer dapat disebut sebagai sustainable material.
Marmer juga bersifat recyclable atau dapat didaur ulang. Proses daur ulang ini akan menghemat penggunaan sumber daya alam seperti air dan listrik yang dipergunakan dalam proses penambangan atau pada proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Penghematan ini membawa dampak positif bagi ekosistem dan ketersediaan sumber daya alam.
Hasil daur ulang dari marmer dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh, marmer dari bangunan tua dapat dipergunakan kembali sebagai fasad, paving atau dinding. Jadi marmer merupakan material yang ramah lingkungan.
Jika membutuhkan marmer terbaik di Jakarta, Anda bisa datang ke Fagetti. Hubungi kami untuk membuat janji temu.
Comments