Marmer telah menjadi elemen penting dalam bidang arsitektur sejak ribuan tahun silam. Penggunaan marmer terutama di Eropa terlihat dari banyaknya peninggalan patung dan bangunan bersejarah yang terbuat dari marmer. Marmer selalu hadir melengkapi keindahan setiap gaya arsitektur dari masa ke masa.
Selain dari segi keindahan, batu marmer digunakan dalam setiap gaya arsitektur karena kekuatannya yang bisa bertahan selama ratusan bahkan ribuan tahun. Arsitektur marmer masih bisa berdiri kokoh meskipun termakan usia dan terpapar cuaca ekstrem.
Gaya arsitektur merupakan ciri khusus pada suatu kelompok bangunan pada periode serta letak geografis tertentu. Gaya arsitektur terus berubah seiring perkembangan waktu terutama ketika para arsitek beradaptasi dengan ide-ide baru.
Berikut ini, gaya arsitektur marmer yang ditandai dengan kehadiran bangunan-bangunan marmer ikonik di Eropa.
Arsitektur Klasik
Arsitektur marmer klasik bisa kita lihat dari peninggalan bangunan di Yunani pada periode 450 sebelum masehi (SM) hingga 400 SM. Peradaban Yunani kuno ini meninggalkan relief indah dari marmer dengan karya yang sangat detail untuk menghiasi eksterior bangunan.
Salah satu bagian penting dari arsitektur Yunani adalah kolom marmer. Ada banyak model kolom bangunan yang berkembang selama ini. Namun pengaruh dari arsitektur klasik masih terlihat hingga sekarang. Setelah kekaisaran Yunani runtuh, Romawi mengadopsi sejumlah gaya arsitektur Yunani termasuk kolom.
Arsitektur Gothic
Arsitektur ghotic berkembang di Eropa Barat selama Abad Pertengahan. Pada periode ini, batu marmer diaplikasikan pada bangunan katedral, universitas dan kastil. Salah satu ciri utama arsitektur gothic adalah lengkungan runcing dan kubah.
Salah satu contoh arsitektur ghotic adalah Baptisterium Pisa atau Baptisterium Santo Yohanes di kota Pisa, Italia. Material utama bangunan ini adalah marmer.
Arsitektur Renaisans
Arsitektur Renaisans berlangsung pada periode antara awal abad ke-15 sampai awal abad ke-17. Gaya arsitektur ini merupakan kelahiran kembali budaya klasik Yunani kuno dan Romawi kuno yang disebut Renaisans.
Gaya arsitektur Renaisans pertama kali berkembang di Florence, Italia dengan salah satu tokoh pentingnya Filippo Brunelleschi. Gaya Renaisans lantas menyebar ke Prancis, Jerman, Rusia dan Inggris.
Selama periode ini, para arsitek kembali ke gaya dan teknik arsitektur dan pahatan klasik. Kubah, lengkungan tinggi dan kolom klasik menjadi lebih populer. Contoh arsitektur marmer gaya Renaisans adalah Basilika Santo Petrus di Vatikan.
Arsitektur Baroque dan Rococo
Arsitektur Baroque dan Rococo berkembang pada abad ke-17 dan awal abad ke-18. Sejumlah fitur arsitektur Renaisans masih dapat ditemui pada periode Baroque namun dengan detail yang semakin lengkap.
Gaya arsitektur ini menyukan penggunaan marmer untuk banyak elemen seperti perapian, air mancur, tangga, dan halaman. Arsitektur marmer Baroque dan Rococo bisa dilihat pada Istana Versailles di Prancis dan Istana Peterhof di Rusia.
Penggunaan marmer dalam arsitektur terkini
Saat ini penggunaan marmer untuk interior dan eksterior bangunan semakin luas. Kehadiran marmer mampu menambah daya tarik arsitektur secara keseluruhan. Marmer diaplikasikan dalam semua elemen bangunan seperti kolom, dinding, lantai, furnitur, aksesoris hingga dekorasi.
Desainer dan arsitek menggunakan variasi warna marmer yang beragam. Marmer memenuhi keinginan para pemilik properti komersial dan residensial yang menginginkan bahan bangunan yang mewah, ramah lingkungan dan tahan lama. Penggunaan teknologi canggih memungkinkan orang membentuk marmer sesuai keinginan.
Jika Anda menginginkan arsitektur marmer yang mewah dan elegan, Anda bisa berkonsultasi dengan Fagetti. Perusahaan ini merupakan supplier marmer yang memiliki koleksi ratusan jenis, warna dan motif marmer dari seluruh dunia. Fagetti menggunakan teknologi Italia tercanggih untuk memotong, memoles dan finishing marmer
Konsultasikan kebutuhan marmer Anda dan buat janji temu terlebih dahulu dengan Fagetti lewat WhatsApp 0811-8887-359.
Comments